Senin, 26 November 2012

Jeli Memilih Pakaian untuk Bayi

<p>Tidak sabaran rasanya nunggu sampe bulan depan karna tidak lama lagi putri kecilku (insyaallaah kalau hasil USGnya tidak meleset) lahir ke dunianya yang baru (^^,). Berarti saatnya nih untuk bunda mulai menyiapkan segala perlengkapan bayi baru lahir.</p>
<p>Menyiapkan perlengkapan untuk bayi baru lahir itu gampang-gampang susah, terutama pakaian. Jangan hanya karna dipakenya sebentar trus bunda-bunda milih yang harganya murah tapi tidak melihat kualitas serta kenyamanannya buat si bayi. Kan yang kasihannya bayi kita juga. Pemilihan baju yang tidak tepat menyebabkan muncul biang keringat dan iritasi.</p>
<p>Nah karena sudah berpengalaman dengan anak pertama, kali ini bunda ga mau asal-asal pilih pakaian buat bayi. Kali ini bunda memilih pakaian dari brand Carter's mulai dari baju, selimut,kaos kaki, dll. Bukannya ga percaya ama brand lokal tapi bunda lebih memilih dari segi bahan dan kenyamanannya. Untuk baju bahannya katun kaos jadi nyerap keringat. Ga tebal sehingga bayi juga tidak gerah. Modelnya pun jumper 1 pcs, jd perut bayi ga bakalan masuk angin karena selalu tertutup.<br>
Dari segi harga gimana?pasti mahal? Ups jangan salah dulu. Memang kalu di konter-konter di mall harga baju brand Carter's gila-gilaan, sama harganya dengan brand mothercare. Tapi sekarang kan berjamur tuh toko-toko online yang menjual brand-brand terkenal dengan harga yang sangat miring tapi dengan kualitas yang sama dengan di mall-mall. Nah mulai deh hunting-hunting online shop yang ada jual baju merk Carter's. Enaknya belanja online itu kita bisa pilih-pilih mana yang nawarin harga paling murah hehehe. Maklum ya yang namanya ibu-ibu harus bijak dalam pengeluaran, jadi kalau ada yang jual lebih murah ngapain harus beli yang mahal.

Pentingnya Pendidikan anak Usia Dini

Saya Sonya (32 tahun), ibu seorang putra bernama Rasikh Syathir Saputra (Rasya) yang februari besok menginjak usia 4 tahun.
Usia 4 tahun adalah masa-masa keemasan bagi perkembangan otak seorang anak,maka dari itu pendidikan anak usia dini (PAUD) itu sangatlah penting.

PAUD bisa dilakukan dari lingkungan keluarga sendiri maupun melalui pendidikan formal. 
Dari awal saya sudah berniat untuk mendidik Rasya sendiri tanpa memasukkannya ke sekolah-sekolahPAUD ataupun Play grup dengan alasan anak akan lebih cepat mengerti dan paham tentang apa yang diajarkan jika orang tuanya langsung yang terlibat. Dan lagi pula kegiatan saya hanya sebagai ibu rumah tangga yang punya banyak waktu luang untuk mendidik dan mendampingi putra saya belajar.

Rasya sudah dikenalkan pada buku ketika umurnya masih 6 bulan. yaitu buku-buku khusus buat anak-anak seusianya untuk mengenal bentuk dan warna. Ketika umur setahun Rasya mulai ketertarikannya dengan laptop, karna selalu memperhatikan papanya bekerja. Dari situ saya mulai memberikan tontonan edukasi anak seperti Baby einsten. Ternyata reaksi Rasya ketika disuguhkan tontonan itu dia sangat senang sekali. Bahkan dia betah berjam-jam mempelototi laptop tanpa bergeming sedikitpun.

Pada usia itu Rasya juga sudah tertarik dengan dunia menggambar walaupun baru sekedar coretan-coretan yang tidak berbentuk. Tapi bagi saya itu adalah suatu kemajuan mengingat usianya yang baru satu tahun lebih. Ketika sudah mulai bisa berbicara beberapa kata, Rasya selalu minta dibikinin gambar mobil. Setiap hari, setiap saat, yang ada dibenaknya cuma mobil. bahkan mainannya yang diminta cuma mobil-mobilan. beda dengan anak laki-laki pada umumnya yang minta ini itu.

Pada saat usia 2 tahun Rasya ingin sekali sekolah, karena kebetulan rumah berdekatan dengan sekolah dasar. Setiap hari Rasya memperhatikan anak-anak yang pulang pergi sekolah, keinginannya untuk sekolah semakin kuat. Padahal saya bertekat tidak akan memasuki Rasya kesekolah sebelum umurnya 5 / 6 tahun yaitu usia yang tepat untuk anak mulai sekolah. Karena tidak tahan dengar rengekan Rasya yang terus-terus minta sekolah akhirnya saya memenuhi keinginannya untuk sekolah dengan syarat kalu umur Rasya sudah 3 tahun.

Tepat setelah usia Rasya 3 tahun saya mendaftarkannya ke PAUD yang dekat rumah. Rasya sangat senang sekali. Dan pada saat masuk kelas yang namanya sekolah PAUD ya harus berbaris dulu, bernyanyi dan berdoa, tetapi reaksi Rasya malah mengecewakan. tiba-tiba Rasya langsung lari kesaya sambil bilang "mama..Rasya ga mau gituan..Rasya mau belajar di kelas". Hehe rupanya dalam pemikiran Rasya yang namanya sekolah itu yabelajar di dalam kelas, bukannya bermain dan bernyanyi.
Setelah dibujuk akhirnya Rasya mau mengerti dan ikut bergabung bersamateman-temannya yang lain.

Hari pertama, kedua dan seterusnya aman, Rasya sudah mulai terbiasa dengan rutinitasnya bangun pagi, berangkat kesekolah. Saya tidak pernah memaksakan Rasya harus masuk sekolah tiap ada kelas. jika dia tidak mood ya tidak masuk sekolah, atau kalau dia semalamnyakecapekan besoknya pasti saya kasih libur dan tidak masuk sekolah karna anak seusia Rasya sebenarnya belum boleh dipaksa untuk mengikuti aturan-aturan yang seperti itu.

Hanya bertahan 2 bulan Rasya sudah mulai ogah ke sekolah. setelah diselidiki ternyata dia bosan dengan materi yang diajarkan. Perkembangan kecerdasan Rasya malah jadi jalan ditempat. Akhirnya saya memutuskan untuk kembali mengajari Rasya di rumah. dan hasilnya menakjubkan, Rasya malah lebih cepat paham dan mengerti setiap apa yang diajarkan. Bahkan sekarang disaat usianya belum genap 4 tahun dia sudah bisa menggambar dan mewarnai, sudah bisa menulis dan berhitung bahkan menjumlahkan bilangan satu.


Dalam hati saya bersyukur bahwa apa yang saya lakukan tidak sia-sia. Dan keyakinan saya bahwa PAUD itu tidak harus memasukkan anak ke sekolah terbukti dengan pencapaian yang sudah diperoleh Rasya. Tahun depan tepat usia Rasya 4 tahun saya akan memasukkannya ke kursus menggambar karna bakatnya Rasya sudah terlihat dibidang itu. Dan menyekolahkannya ketika umur 6 tahun dimanasaat yang tepat baginya untuk sekolah.